PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA

Istilah dalam Bahasa Jawa yang Khusus

Istilah dalam Bahasa Jawa yang Khusus
 

 Dalam percakapan sehari-hari dengan menggunakan bahasa Jawa, khususnya yang tinggal di wilayah Surakarta dan sekitarnya (Sobosukawonosraten = Solo Boyolali Sukoharjo Karanganyar Wonogiri Sragen Klaten) mengenal beberapa istilah tertentu dalam bahasa Jawa yang unik dan kadang hanya dimengerti oleh orang di
istilah-istilah di daerah karanggede dan sekitarnya :
1. Oglangan
Artinya keadaan mati lampu atau mati listrik dalam satu wilayah. Kalau mati listriknya karena konslet atau hanya satu rumah istilahnya “Njeglek” atau “Anjlok”.

2. Kebanan
Istilah untuk segala macam kondisi darurat dengan sepeda motor. Pada awalnya istilah ini dipakai kalau kita mengalami pecah ban. Namun lama-kelamaan dalam kondisi apapun seperti mati busi, bensin habis, mogok karena apapun, pasti diistilahkan kebanan. Jadi kalau ada orang bilang “aku wingi kebanan neng Kleco”, hal itu tidak lantas bahwa dia mengalami pecah ban, tapi bisa juga karena mogok atau kehabisan bensin.

3. Momen
Istilah kalau sedang ada razia kendaraan bermotor oleh Polisi. Biasanya kalau ada razia atau operasi patuh dari polisi, orang-orang sesama pengendara motor maupun yang di pinggir jalan muncul rasa solidaritas dengan memberi peringatan terutama kepada pengendara motor yang tidak memakai helm dengan memberi tahu mereka “awas ada momen neng ngarep”.

4. Cagak Thing
Istilah untuk menyebut Tiang Listrik. Jaman dulu tiang listrik selalu terbuat dari besi yang kalau dipukul mengeluarkan bunyi “Thing” (T -nya tebal), sehingga tiang listrik disebut Cagak Thing. Sekarang meskipun tiang listrik tidak lagi terbuat dari besi melainkan dari semen tetap saja disebut Cagak thing.

5. Brom Pit
Istilah untuk menyebut “Sepeda Motor”. Dalam bahasa jawa sepeda disebut “Pit”, sehingga untuk pit yang berbunyi “brom… brom” maka disebut Brom Pit.

6. Montor
Istilah untuk menyebut Mobil. Hal ini berbeda dengan Motor yang biasa dipakai untuk menyebut sepeda motor. Yang membedakan hanya huruf “n”.

7. Montor Alus
Istilah untuk menyebut Mobil Sedan. Pada masa kecil saya dulu istilah ini sangat populer di Solo, namun sekarang nampaknya tidak lagi. Mungkin karena saking banyaknya mobil sekarang yang lebih halus dari sedan. Pernah suatu ketika saya diketawain orang dan dibilang “ndeso” karena kecetus kata-kata montor alus, hahaha.

8. Montor Mabur
Istilah untuk menyebut Pesawat Terbang. Di tempat lain mungkin istilahnya sama.

9. Cenggereng
Istilah untuk menyebut “Rempeyek”. Mungkin sejarahnya kenapa disebut cenggereng karena bentuknya yang menyerupai “Cengger” atau “Jengger ayam” dalam bahsa Indonesia. Karena Cengger itu digoreng maka disebutlah “Cenggereng” atau Cengger digoreng. Hal yang sama seperti nama makanan dalam bahasa Sunda semisal Cireng untuk aci digoreng, atau combro untuk oncom dijero.

10. Bregedel
Istilah untuk menyebut Perkedel. Hampir mirip memang, namun penyebutannya dalam bahasa jawa agak tebal dan medok.

11. Horo to Gage
Istilah yang dipakai kalau terkejut atau heran. Terkadang ada pula yang mengucapkan “Horok”. Dalam bahasa Indonesia orang yang terkejut atau heran akan berkata “Gimana sih” atau “ya ampun”. Kata “horo to gage” tidak juga mutlak untuk itu, namun lebih seperti sebuah logat atau kebiasaan.

12. Tus
Istilah untuk menantang orang. Pada masa kecil saya dulu kalau ada anak yang marah dengan temannya dan merasa berani untuk menantang berkelahi maka dia akan bilang kepada lawannya “Tus, wani piye”. Kalau lawannya juga bilang “Tus” maka berkelahilah mereka, hahaha. Sekarang nampaknya istilah itu tidak lagi digunakan anak-anak di Solo.

13. Cemung
Istilah untuk menyebut kaleng. Biasanya yang disebut cemung kalau kalengnya kecil seperti bekas susu bendera kental manis (bukan iklan lho).

14. Cuwo
Istilah untuk menyebut baskom yang terbuat dari plastik.

15. Manggelo
Istilah untuk menyebut barang berharga Lima Rupiah. Terkadang disebut juga Mangpi, dari kata limang rupiah. Pada masa kecil saya dulu banyak sekali makanan dan gorengan seharga Rp5,- atau Separohnya. Sekarang untuk gorengan harganya Rp1000,- sehingga kata-kata manggelo tidak ada lagi.

16. Mace
Istilah lain dari “Ngeledek”.

17. Dikumbah
Istilah untuk orang yang diledek habis-habisan.

18. Nabrak Thukulan Klungsu
Istilah untuk orang yang kecelakaan karena menabrak pohon. Pohon apapun akan disebut Thukulan klungsu. Dalam arti sebenarnya klungsu adalah biji Asem, bentuknya sangatlah kecil seperti Kecik atau biji sawo. Jadi kalau thukulan klungsu berarti Pohon Asem.

19. Nglalu
Istilah untuk orang yang mati bunuh diri.

20. Gambar Corek
Istilah untuk menyebut film kartun. pada masa kecil saya dulu temen-temen selalu menggunakan istilah gambar corek untuk menyebut film kartun yang diputar di TVRI.

21. Merkengkong
Istilah untuk menyebut “Tanggung”. misal pada kata parkire kok merkengkong, berarti parkirnya tanggung.

22. Rengkot
Istilah untuk menyebut “Rantang”, atau wadah yang terbuat dari bahan kaleng. Pada jaman dulu biasanya warna dan coraknya loreng-loreng hijau.

Selain istilah-istilah tersebut terdapat kekhususan lain di wilayah Solo dan sekitarnya, yang salah satunya adalah kalau ada orang meninggal dikibarkan bendera merah, dan bukan kuning seperti di daerah Jawa Barat. Barangkali beberapa istilah lain yang khusus hanya dimengerti oleh orang Solo dan sekitarnya masih banyak, namun beberapa sudah tidak bisa saya ingat lagi.
0 Komentar untuk "Istilah dalam Bahasa Jawa yang Khusus"

Back To Top