Ilmu kimia
secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada ahli kimia yang
telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Alkimiawan menemukan
banyak proses
kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Kita sering
menemui unsur di sekitar kita. Apabila kita sebutkan satu per satu akan sangat
sulit karena saat ini telah ditemukan kurang lebih 118 unsur. Sebagian besar
merupakan unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur
lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur,
pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu
dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya.
Unsur-unsur tersebut perlu dikelompokkan supaya mudah dalam mempelajarinya..
Hal inilah yang mendorong para ahli dari dulu untuk mengelompokkan unsur.
Bagaimana mengelompokkan unsur-unsur dengan jumlah yang besar dan sifat yang
berbeda-beda?
Pengelompokkan
dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat unsur. Dasar pertama yang digunakan
untuk mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa
atom, dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur
mengalami perkembangan dari pengelompokkan unsur yang paling sederhana
berdasarkan sifat logam dan bukan logam, kemudian disusul sistem triade
Dobereiner, sistem oktaf Newlands, sistem periodik Mendeleyev, dan
sistem periodik yang kita gunakan saat ini (Henry G. Moseley).
1.
Bagaimanakah perkembangan sejarah susunan berkala/sistem periodik ?
2.
Apa sajakah sifat-sifat unsur ?
Susunan Berkala
Susunan Berkala disebut juga sebagai sistem periodik unsur. Dengan ilmu kimia kita
dapat mempelajari segala sesuatu tentang unsur-unsur dan interaksi antara suatu
unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga dapat terjadi suatu perubahan kimia
(reaksi kimia persenyawaan dan lain-lain).
Seperti kita ketahui, telah dikenal lebih dari 100 unsur terdapat di alam
dan masing-masing unsur memiliki sifat-sifat yang berbeda. Oleh karena itu
untuk mempelajari kelakukan setiap unsur, perlu diadakan klasifikasi
unsur-unsur dalam golongan-golongan yang didasarkan atas persamaan
sifat-sifatnya. Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang mirip dimasukan ke
dalam satu golongan, sehingga dapat dipelajari dengan lebih mudah dan lebih
sistimatis, sekaligus dapat melihat hubungan antara satu hal dengan hal
lainnya. Secara singkat, guna susunan berkala adalah untuk meramalkan dan
mengetahui sifat unsur, sehingga kita dapat meramalkan dan mengetahui berbagai
gejala/kejadian di alam.
1. Sejarah Perkembangan
Sistem Periodik Unsur
Sejarah
perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah
mengalami banyak penyempurnaan mulai dari Antoine Lavosier, Dalton, John Jacob
Berzelius, J . Newslands, Mendeleev , hingga Henry Moseley .
1.1
Lavoiser
Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan
unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi
empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih
terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai
unsur yang memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen,
azote (nitrogen), dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong non logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida,
asam flourida, dan asam borak.
Unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga,
timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten,
dan seng.
Yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida,
aluminium oksida, dan silikon oksida.
Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
Kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarkan sifat kimia sehingga
bisa di jadikan
referensi bagi ilmuan-ilmuan
setelahnya.
1.2
Dalton
Dalton mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai sifat dan
massa yang berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa atom unsur
terhadap massa atom unsur hidrogen. Berangkat dari teorinya itu Dalton
mengelompokkan zat-zat yang berupa unsur-unsur (sebanyak 36 unsur) berdasarkan
kenaikan massa atomnya.
1.3
John Jacobs Berzellius (1828)
Dalam daftar massa unsur yang dibuat oleh Dalton terdapat kesalahan dalam
penentuan massa atom unsur. Pada tahun 1828 Barzellius berhasil membuat dan
mempublikasikan daftar massa atom unsur-unsur yang lebih akurat. Lambang unsur ditemukan oleh John Jacob Berzelius. Aturan yang
digunakan yaitu, simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama latin
karena waktu itu bahasa latin merupakan bahasa sains, misalnya Fe adalah simbol
untuk unsur ferrum (besi), Hg adalah simbol untuk hydrargyrum (raksa), dll.
Secara internasional, huruf pertama simbol kimia ditulis dalam huruf capital,
sedangkan huruf selanjutnya jika ada ditulis dalam huruf kecil. Sistem periodik
unsur dapat membantu mempelajari jumlah unsur yang semakin banyak dan
membuatnya lebih praktis.
1.4
Johan W. Dobereiner (1817)
Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman
mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa
rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsium dan
barium dan juga mengemukakan beberapa kelompok unsur lain. Dobereiner meyimpulkan bahwa unsur-unsur
dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di sebut triade.
· Kelemahan
dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisien dengan adanya beberapa
unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triade padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok
triade tersebut.
· Kelebihan
dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa
Atom (Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa
atom unsur pertama dan ketiga.
1.5 J.
A. K. Newland (1863-1865)
J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya
yang disebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur
pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur
kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan
hukum oktaf. Disebut Hukum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang
sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola
ini menyerupai oktaf musik.
Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika
diteruskan, teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya
sifat yang cukup berbeda dengan Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya masih diketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih
dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa
atomnya sangat besar.
1.6
Lothar Meyer
Pada tahun 1969, Lothar Meyer mengamati hubungan antara kenaikan massa atom
dengan sifat unsur. Hal ini dilakukan antara lain dengan membuat Kurva volume
atom versus fungsi massa atom.
Dari kurva, ia mengamati adanya keteraturan dari unsur-unsur dengan sifat
yang mirip, dan pengulangan sifat unsur tidak selalu setelah 8 unsur, seperti
dinyatakan dalam hukum oktaf.
Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal.
Pengulangan sifat unsur membentuk kolom. Sedangkan unsur-unsur dengan sifat
yang mirip terletak pada baris yang sama.
1.7
Dimitri Mendeleev
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dimitri
Ivanovich Mendeleev, berdasarkan
pengamatan
terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat
unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Tabel Sistem Periodik
Mendeleev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas golongan (lajur tegak)
dan periode (deret mendatar).
Keuntungan Tabel Periodik Mendeleev dalam memahami sifat unsur ialah:
· Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam
satu golongan berubah secara teratur.
· Dapat meramal sifat unsur yang belum
diketemukan, yang akan mengisi tempat kosong dalam daftar.
· Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah
penemuan unsur-unsur gas mulia.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev:
· Panjang periode tidak sama.
· Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade
platina ringan (Ru, Rh, dan Pd), dan triade platina (Os, Ir, dan Pt) dimasukkan
ke dalam golongan VIII.
· Selisih massa atom relatifnya antara dua
unsur yang berurutan tidak teratur (antara –1 dan +4), sehingga sukar untuk
meramal unsur-unsur yang belum ditemukan.
Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukan untuk menetapkan
kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendelev menempatkan Ti (Ar =
48) pada golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip
dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al. Mendeleev meramalkan dari sifat unsur
yang belum di kenal itu. Perkiraan tersebut didasarkan pada sifat unsur lain
yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik secara mendatar maupun
secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan, ternyata sifatnya sangat
sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium (Ge) yang
ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.
SUSUNAN BERKALA DAN BEBERAPA SIFAT UNSUR
Tujuan materi
ini adalah memperkenalkan beberapa sifat unsur dan reaksi yang terjadi untuk
membentuk senyawa. Selama mempelajari bagian ini, akan diketahui bagaimana
daftar periodik disusun dan akan dijumpai bagaimana seorang ilmuwan mempelajari
struktur yang ada dalam atom. Dan akhirnya akan mempelajari nama senyawa
kimia, sebagai alat yang sangat penting untuk berkomunikasi di antara ahli
kimia.
Beberapa
Sifat Unsur
Cakupan
sifat-sifat yang diperlihatkan. oleh unsur sangat mengagumkan. Pada temperatur
kamar, sebagian bersifat gas, sebagian bersifat cair dan lainnya padat.
Sebagian lagi bersifat logam (metal), sebagian bukan logam, sebagian lainnya
ada pula yang mempunyai sifat di antara keduanya, sebagian unsur keras,
sebagian lagi lunak, sebagian sangat padat (very dense) dan yang lainnya sangat
ringan (low density). Karena sangat beragarnnya sifat-sifat unsur, dicari jalan
atau cara untuk membagi sifat-sifat unsur, sehingga dapat memudahkan
pengertiannya.
Salah satu
metoda yang paling sederhana untuk mengklasifikasi unsur ini adalah membaginya
menjadi tiga kategori: logam (metal), non-logam (non-metal) dan metaloid.
Unsur-unsur yang ada dalam setiap kategori mempunyai beberapa sifat yang
berbeda-beda.
Logam (Metal)
Setiap orang
pernah melihat logam, misalnya besi pada telapak kuda, kertas pembungkus dari
aluminium (Al-foil), kawat tembaga atau bumper mobil yang dilapisi krom
(chrom-plated). Dan Anda juga tidak akan ragu-ragu dengan beberapa sifat logam,
meskipun Anda tidak begitu mengetahui tentang sifat-sifatnya. Salah satu
contoh, misalnya adalah bentuk yang menarik dari logam. Cahaya dari logam
sangat spesifik, sehingga disebut cahaya metal (metallic luster)
Logam juga
mempunyai sifat yang sama dalam kemampuannya mengubah bentuk tanpa pecah, jika
ditempa dengan pemukul (hammer) atau ditarik untuk meluruskannya. Semua,
logam mempunyai kemampuan seperti ini sampai derajat tertentu. Kemampuan
mengubah bentuk jika dipukul disebut malleabilitas (malleability) dan
beberapa logam, misalnya emas dapat ditempa atau diperas sampai sangat tipis. Daun
emas, misalnya terdiri dari emas dan sedikit perak dan tembaga yang
didorong masuk ke dalam lapisan yang sangat tipis (kira-kira 1/280.000 inci)
yang menyebabkan campuran logam ini transparan, sehingga sebagian sinar dapat
melewatinya. Sifat mudah ditempa (lentur) dari logam juga merupakan sifat yang
dapat digunakan oleh pandai besi untuk membuat sepatu kuda dan pandai perak
dalam membuat kerajinan dari perak.
Kemampuan logam
yang dapat diluruskan jika ditarik dari arah yang berlawanan disebut mempunyai sifat
lentur (ductility). Sifat ini digunakan pada pembuatan kawat. Logam yang
akan dijadikan kawat dapat berupa baja, tembaga atau bras (campuran logam yang
terdiri dari tembaga dan seng), dibuat dulu menjadi batang. Salah satu batang
diperkecil melalui suatu alat yang berputar yang dapat mengubah batang kawat
menjadi lebih kecil lagi dan kawat yang terbentuk dikumpulkan pada
"pulling divice" pada sisi lainnya. Dengan demikian logam tersebut
dibawa melalui alat penipis batang (die) dimana ukuran garis tengahnya menjadi
berkurang dan panjangnya bertambah.
Non Logam
Kebanyakan unsur
non logam jarang dijumpai dalam bentuk unsurnya yang murni dalam kehidupan
sehari hari, yang sering dijumpai adalah dalam bentuk senyawa kimia (compound).
Salah satu benda non logam yang banyak diketahui adalah karbon, yang terjadi di
alam dalam dua bentuk yang berbeda.Salah satu bentuk karbon yang cukup dikenal
adalah grafit. Bentuk ini banyak
dijumpai pada arang bakar dan isi pencil. Bentuk karbon vane kurang dikenal
tetapi sangat berharga adalah berlian (diamond
). Grafit dan berlian adalah dua sifat yang sangat berbeda jika dikaitkan
sebagai logam. Kedua bentuk karbon tersebut tidak mempunyai sifat sebagai logam
yang mudah ditempa atau bersifat lentur (ductile).
Non logam
lainnya yang sangat banyak dijumpai adalah oksigen dan nitrogen, yaitu komponen
yang penting dari atmosfir. Biasanya kita tidak sadar akan kehadirannya, karena
kedua nonlogam ini adalah gas yang tidak dapat dilihat. Seperti telah dipelajari
sebelumnya , oksigen dan nitrogen terdiri dari molekul yang mempunyai dua atom (molekul
diatom), molekul yang mengandung dua atom dalam setiap molekulnya. Unsur
nonlogam lainnya yang bentuk molekulnya juga sama dengan oksigen dan nitrogen
kebanyakan juga berbentuk gas adalah hidrogen (H2), fluor (F), klor (Cl), Brom
(Br) clan Yodium (Y), unsur ini juga mengandung dua atom dalam setiap
molekulnya, tetapi brom berbentuk cair dan Yodium berbentuk padat pada
temperatur kamar.
Sama seperti
sifat-sifat logam yang, batasnya sangat luas, demikian juga
sifat-sifat unsur non-logam. Seperti yang telah disampaikan sebelumnva,
beberapa unsur berbentuk gas dan ada satu (brom) berbentuk cair. Ada yang
berbentuk padat, karbon adalah salah satu con tohnya. Disamping perbedaan
dalam sifat- sifat fisika, unsur
nonlogam juga berbeda dalam sifat-sifat kimianya. Fluor misalnya sangat
reaktif, tetapi helium inert (tidak reaktif sama sekali).
Metaloid
Metaloid adalah
unsur yang mempunyai sifat antara logam dan non logam. Perbedaan ini. yang
merupakan hal yang sangat penting akan diuraikan lebih terinci pada pembahasan
selanjutnya. Antara logam (metal) dan nonlogam (nonmetal). Contoh yang paling
terkenal adalah elemen silikon. Yang lainnya misalnya arson (As) dan antimon
(Sb). Jika dilihat dari bentuk luarnya, unsur ini agak berbentuk logam, tetapi
warna gelapnya agak berbeda. Bentuknya agak berbeda jika dibandingkan dengan
logam yang spesifik misalnya besi atau perak.
Metalloid adalah
semikonduktor yang spesifik, unsur ini dapat mengantar arus listrik, tetapi
tidak tepat sama seperti logam. Sifat semikonduktor ini sangat berguna dalam
industri elektronik, karena unsur ini dapat memungkinkan alat-alat
milcroelektronik diperoleh dalam bentuk ukuran kecil (dapat digenggam dalam tangan)
misalnya dijumpai dalam kalkulator dan mikrokomputer.
Susunan
Berkala yang Pertama
Sifat kimia dan
fisika seperti yang diuraikan dalam paragraf sebelum ini, telah ditemukan pada
permulaan sejarah ilmu kimia. Ilmuwan pada permulaan tahun 1800, telah
mengumpulkan sejumlah informasi yang sangat penting tentang unsur yang mereka
ketahui. Pengetahuan ini bagaimanapun juga, merupakan kenyataan yang sangat
penting meskipun sebagian-sebagian atau tidak berhubungan yang dibutuhkan
dalam melakukan beberapa percobaan sebelum informasi yang sempurna dapat
dicapai. Pada permulaannya percobaan-percobaan yang dilakukan untuk
mengklasifikasikan unsur hasilnya sangat terbatas dan tidak sampai pada tahun
1869, pelopor daftar periodik yang modern menemukan cara untuk mengatasinya.
Penemuan ini merupakan hasil kerja dua ahli kimia, Dmitri Mendeleev dari Rusia
dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka bekerja secara terpisah, tetapi
menghasilkan daftar periodik yang sama pada waktu yang hampir bersamaan. Mendeleev
mempresentasikan hasil kerjanya di depan Persatuan Ahli Kimia Rusia (Russian
Chemical Society) pada permulaan tahun 1869, tetapi daftar periodik Meyer belum
muncul sampai bulan December tahun itu. Dalam-hal ini Mendeleev lebih beruntung
karena telah memperagakan lebih dahulu penemuannya, sehingga dia Iebih dikenal
sebagai penemu daftar periodik.
Mendeleev adalah
seorang guru kimia, dimana ketika dia mempersiapkan buku penuntun (text book)
untuk muridnya, dia menemukan bahwa jika unsur disusun menurut massa atom yang
menaik, unsur dengan sifat-sifat yang sama akan dijumpai jarak (interval)
secara periodik (periodic interval). sebagai contoh, diambilnya unsur litium
(Li), natrium (Na), kalium (K), dan rubidium (Rb). Setiap unsur membentuk
senyawa yang larut dalam air jika direaksikan dengan khlor dengan rumus urnum
MCI, dimana M adalah Li, Na, K dan seterusnya. Meskipun hal ini suatu
kenyataan yang menarik, yang paling penting adalah bahwa jika kita teliti unsur
setelah Li, Na, K dan Rb dalam daftar (Be, Mg, Ca dan Sr, misalnya),
unsur-unsur ini juga termasuk grup unsur yang sama. Misalnva unsur ini
membentuk senyawa’BeCl2, MgCl2, CaCl2
dan SrCl2,. Mendeleev menemukan fakta (phenomena) seperti
ini terjadi berulang-ulang dalam daftar unsurnya dan dia sadar bahwa daftar ini
dapat dibaginya menjadi beberapa seri barisan (row). Jika satu deratan unsur
terletak di atas deretan yang lain, maka deretan unsur itu mempunyai sifat
yang sama dalam kolom vertikal. Hasilnya adalah merupakan susunan berkala yang
pertama.
Ketika Mendeleev
menyusun hal ini, belum semua unsur ditemukan. Dia menyadari hal ini, karena
untuk selalu memperoleh unsur yang sama dalam satu kolom atau grup, dia
selalu terpaksa mengosongkan tempat dalam daftarnya. Hal ini juga
diperlakukannya untuk membalik susunan massa atom, misalnya tellurium (Te) dan
iodium (I), dimana massa atomnya dalam tahun 1869 diduga adalah 128 dan 127 u,
Mendeleev menempatkan unsur dalam susunan yang terbalik (menurut massa atom),
karena sifat-sifatnya menunjukkan tellurium masuk dalam kelompok (grup) VI dan
iodium dalam kelompok VII (Golongan ditulis dengan angka Romawi untuk
memudahkan penandaan).
Salah satu
keuntungan daftar Mendeleev adalah memungkinkan membuat perkiraaan sifat-sifat
unsur yang masih kosong dalam daftar. Sebab unsur yang ada dalam setiap kolom
tertentu mempunyai sifat yang sama. Sebagai contoh germanium yang terletak di
bawah silikon dan di atas timah putih dalam Kelompok IV, belum ditemukan ketika
Mendeleev menyusun daftar ini. Oleh karena itu pada pita yang dibuatnya
ditemukan kolom yang kosong. Berdasarkan letak elemen itu, Mendeleev dapat
menduga sifat unsur ini yang disebutnya "eka-silikon", yang harus
terletak antara silikon dan timah putih.
Jika kita lihat
daftar periodik yang terbaru, kita jumpai unsur-unsur yang tidak ada dalam
daftar Mendeleev. Kolom ini sangat penting dengan judul Gas Mulia ("Noble
Gases"). Unsur ini sangat tidak reaktif, dalam bentuk gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau, dalam jumlah yang sangat sedikit diatmosfir. Karena
unsur ini tidak dikenal senyawanya, maka para ilmuwan dimana Mendeleev tidak
tahu adanya unsur ini. Setelah unsur ini ditemukan, diketahui bahwa massa atom
argon agak lebih besar dari kalium (K). Kenyataannya, kalium jelas masuk dalam
unsur Kelompok I dan argon jelas masuk dalam kelompok gas mulia. Kembali lagi
seperti terjadi pada Te dan I, sangat penting menempatkan sepasang unsur dalam
daftar menurut massa atom yang terbalik (reverse).
Kebutuhan untuk
memindahkan daftar massa atom dari kedua pasang unsur ini, menyebabkan para
ilmuwan sadar akhimya, bahwa massa atom tidak menentukan sekali dimana elemen
ditempatkan dalam daftar berkala. Dasar yang sebetulnya menentukan daftar
periodik dapat terletak dimana saja, seperti yang akan kita bicarakan dalam
uraian
Pandangan
Terbaru Tentang Atom
Permasalahan
yang dijumpai jika elemen disusun dalam daftar berkala Mendeleyev menurut
aturan massa-atom akan hilang, jika unsur-unsur ini disusun menurut nomor
atomnya. Untuk memahami nomor atom, maka kita harus mula-mula melihat
struktur bagian dalam dari atom. Pandangan Dalton mengenai atom sebagai bagian
yang paling kecil (partikel) yang tidak dapat dibagi, kita ketahui sekarang
bahwa hal ini tidak benar. Eksperimen-eksperimen yang telah dimulai sejak
alkhir abad ke sembilan betas dan dilanjutkan sampai sekarang memperlihatkan
bahwa atom itu sendiri terdiri dari partikel-partikel subatom. Banyak
partikel ini yang telah diketahui, tetapi suatu yang prinsip, yang sangat
penting kita ketahui adalah proton, neutron, dan elektron.
Proton dan
elektron merupakan partikel yang bermuatan listrik. Proton dan elektron ini
membawa muatan yang berbeda, dimana proton mempunyai muatan yang ditetapkan
dengan tanda positif (+) dan elektron mempunyai muatan yang ditetapkan
dengan tanda negatif (-). Suatu hal yang sangat penting dipahami
mengenai muatan listrik ini adalah muatan yang berlawanan akan sating tarik
menarik dan muatan yang sama saling tolak menolak. Jadi, proton menarik
elektron, tetapi proton menolak proton dan elektron menolak elektron. Neutron,
sesuai dengan namanya, tidak bermuatan, dengan demikian muatan listriknya
netral.
Dalam SI, muatan
listrik ditetapkan dalam coulomb (simbolnya Q). Satu coulomb adalah
jumlah muatan listrik yang melalui titik-titik yang telah ditentukan dalam
suatu kawat jika arus listrik sebesar 1 Amper melaluinya selama 1 detik. Dalam
istilah yang lebih umum, jika bola lampu 100 watt bersinar, maka dibutuhkan
waktu 1,2 detik larnanya muatan listrik melalui kawat bola lampu itu agar
diperoleh muatan 1 coulomb. Jumlah muatan ini cukup besar, tetapi jumlah muatan
yang dibawa oleh satu elektron sangat kecil, yaitu sebesar 1,60 x 10-19
C. Karena muatan elektron adalah negatif, maka muatannya adalah -1,60 •x 10-19
C. Proton juga mempunyai muatan yang sama dengan elektron, tetapi dengan muatan
yang berlawanan, jadi muatan proton adalah +1,60 x 10-19 C.
Jika kita
menghitung muatan listrik partikel, selalu dikalikan dengan 1,60 x 10-19
C, dengan demikian lebih sesuai untuk menyederhanakan satu unit muatan listrik
sama dengan jumlah ini. Dalam Skala ini, suatu elektron mempunyai satu unit
muatan negatif (disebut muatannya 1-) dan suatu proton mempunyai satu unit
muatan positif (disebut muatannya 1 +).
Partikel subatom
ini juga mempunyai sifat lain yang penting yaitu massanya. Proton dan neutron
adalah partikel yang relatif berat yang massanya kira-kira satu unit massa atom
(1u). Sebaliknya elektron adalah partikel yang ringan dengan massa hanya
kira-kira 1/1836 dari massa proton.
Intl Atom
Konsep inti
atom sudah dikenal oleh orang-orang yang pernah mendengar energi nuklear. Intl
(nucleus) adalah nama untuk partikel yang sangat kecil dan sangat padat,
neutron yang berdasarkan percobaan memperlihatkan bahwa inti ini terletak di
tengah atom. Berdasarkan percobaan juga diperlihatkan bahwa semua proton dan
neutron dari atom terletak dalam intinya dan elektron tersebar sekeliling inti.
Bagaimana elektron ini tersusun merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu
kimia dan akan diuraikan lebih panjang pada Bab 7. Untuk sekarang, sudah cukup
untuk diketahui bahwa elektron berada diluar inti dan elektron ini mengisi
hampir semua volume dari suatu atom.
Sejauh dikaitkan
dengan limit kimia, inti ini penting karena dua alasan. Alasan pertama adalah
jumlah proton dalam inti, yang berhubungan dengan nomor atom suatu
atom, menunjukkan jumlah elektron yang harus dipunyai oleh atom agar muatan
listriknya menjadi netral.
Alasan kedua
adalah massa atom ditentukan mula-mula oleh jumlah proton dan neutron dalam
intinya, dimana setiap proton dan neutron menyumbang kira-kira satu unit massa
atom. Partikel ini begitu berat dibandingkan dengan elektron, sehingga massa
dari inti hampir sama dengan massa atom suatu atom. Sebagai tambahan, karena
inti sangat kecil, kepadatan materi inti sangat besar, kira-kira 1014
g/cm3. Untuk menggambarkan betapa padatnya inti ini, maka jika semua
inti dari semua atom ’yang ada dalam minyak mentah yang dibawa oleh satu super
tanker yang terbesar diduma dipadatkan, maka inti, atom ini hanya mengambil
volume kira-kira 0,004 cm3. Volume ini kira-kira sama dengan sepersepuluh
dari satu tetes air, meskipun gabungan massanya lebih dari 400.000 ton !
ISOtOP
Seperti telah
diuraikan dalam modul sebelumnya, tidak semua atom dari unsur yang sama
mempunyai massa yang identik dengan massa yang diusulkan oleh Dalton. Bentuk
atom yang bermacam-macam ini disebut isotop. Keberadaan isotop merupakan
fenomena yang umum dan kebanyakan unsur secara alamiah terdiri dari campuran
isotop. seperti yang akan kita jumpai kemudian, sifat-sifat unsur hampir
selurulinya ditentukan oleh jumlah dari distribusi elektron disekeliling
nukleus. Oleh sebab itu, nomor atom yang diketahui, secara tidak langsung
dapat membedakan suatu atom dari satu unsur dari atom unsur lainnya, karena
jumlah elektron harus sama dengan nomor atom dalam suatu atom yang bermuatan
listrik netral. Dengan perkataan lain nomor atom suatu atom menunjukkan
identitas suatu unsur . jika massa atom dari unsur yang sama berbeda sama
sekali, hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah neutron yang dimiliki oleh
atom tersebut.
Isotop yang
khusus dari suatu unsur ditentukan dengan cara menetapkan nomor atomnya, yaitu
dengan lambang Z dan nomor massanya A
Nomor massa
merupakan penjumlahan banyaknya proton dan neutron dari suatu atom. Dengan
demikian nomor neutron dapat-diperoleh dari perbedaan A Z.
Kita gambarkan
isotop secara simbolik dengan menuliskan nomor massa atom di atas dan nomor
atom di bawah, keduanya menunjukkan lambang suatu atom.
AXZ
Sebagai contoh,
atom karbon (Z = 6), yang mengandung enam neutron mempunya lambang 12C6.
Ini adalah karbon yang mempunyai 12 isotop, yang merupakan dasar dari Skala
massa atom.
Perlu
diperhatikan bahwa, kecuali karbon-12, nomor massa isotop, berbeda dengan massa
yang sebetulnya yang ditetapkan dalam unit massa atom. Sebagai contoh, isotop 16
0 mempunyai nomor massa atom 16, yang berarti jumlah banyak proton dan neutron
adalah 16. Sebetulnya, massa atom 160yang benar adalah 15,99491 u.
Seperti dapat
dilihat di atas, kebanyakan elemen terjadi di alam dalam bentuk campuran
isotop. Elemen tembaga misalnya, ditemukan di alam mengandung dua isotop, 63Cu29
dan 65Cu29 yang massanya telah dapat ditentukan
dengan tepat sebesar 62,9298 dan 64,9278 u. Berat relatif elemen tembaga adalah
69,09 % dan 30,91 %. Dari penelitian massa atom rata-rata dari tembaga adalah
63,55, yang diperoleh dari berat rata-rata massa isotop, berdasarkan berat
relatif isotop.
Nomor Atom
dan Tabel Periodik yang Baru
Jika unsur
disusun dalam susunan berkala menurut nomor atom, semua hal yang masih
diragukan yang dijumpai dalam tabel Mendeleev menjadi hilang. Tellurium dan
indium, argon dan kalium tersusun dengan sendirinya ke tempat dimana unsur ini
seharusnya. Jadi, terbukti nomor atom suatu unsur--jumlah proton dalam inti
atom tersebut menentukan dimana unsur tersebut ditempatkan dalam tabel dan
setiap unsur dengan sifat yang sama dijumpai dalam kelompok yang sama, dan
nomor atom elemen tersebut pasti menentukan macam-macam sifat kimia dan fisika
unsur tersebut. Untuk sekarang, marilah kita perhatikan susunan berkala baru
telah disusun, dimana kita dapat mengetahui cara menggunakannya untuk
menghubungkan sifat kimia dan sifat fisika suatu unsur.
Susunan berkala
yang sekarang digunakan dapat dilihat pada Gambar . Angka yang dicetak di atas
simbol kimia adalah nomor atom dan yang di bawah adalah massa atom. Sama
seperti tabel Mendeleev, tabel ini terdiri dari sejumlah kolom sejajar (row)
yang disebut berkala/periodik yang ditandai dengan angka biasa (Arab)
dan kolom vertikal yang disebut kelompok/golongan (group), dimana
setiap golongan mengandung satu keluarga unsur Golongan ini juga
ditandai dengan angka. Sistim penomoran yang selama ini dipakai di Amerika
Serikat hampir sama dengan sistim Mendeleev dan setiap golongan/grup
menggunakan angka Romawi dan huruf A atau B. Hal ini dapat dilihat pada bagian
atas setiap kelompok/grup. Baru-baru ini, International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC) menyetujui suatu sistim alternatif dimana
golongan/grup diberi nomor dari kiri ke kanan dimulai dari 1 sampai 18. Angka
ini diletakkan di bawah penandaan Romawi. Sistim baru ini telah menimbulkan
perdebatan yang hebat, banyak ahli kimia pengajar ilmu kimia menentangnya.
Karena ketentuan ini masih diperdebatkan, maka kita akan menggunakan penomoran
menurut angka Romawi dan golongan/grup A dan B.
Golongan yang
dikiri tanda dengan huruf A (golongan I A sampai VII A) dan golongan 0
menunjukkan kebersamaan (kolektif) sebagai elemen representatif
(representative element). Label dengan huruf B (golongan I B sampai VII B)
ditambah golongan VIII (sebetulnya terdiri dari tiga kolom yang pendek yang
terletak ditengah tabel) disebut elemen transisi (transition element).
Alasan penandaan golongan A dan B adalah karena ada beberapa kesamaan sifat
antara unsur kelompok A dan elemen kelompok B, meskipun kesamaan sifat
tersebut kadang-kadang sedikit.
Akhirnya ada dua
baris unsur yang diletakkan tepat di bawah bagian utama tabel. Unsur ini
dikenal dengan nama unsur transisi bagian dalam (inner transition
element), sebetulnya merupakan bagian dari bagan yang ada dalam tabel seperti
terlihat dalam Gambar. Unsur ini biasanya diletakkan di bawah bagan yang telah
disiapkan (conserve space), dengan demikian tabel dapat dicetak lebih menarik,
seingga huruf-huruf tidak terlalu kecil untuk dapat dibaca. Perhatikan Gambar,
terlihat baris pertama unsur transisi bagian dalam terletak setelah unsur
lanthanum (La) dan baris kedua setelah unsur actinium (Ac). Karena unsur ini
terletak mengik-un baris ini, maka baris pertama (unsur 58 sampai 71) disebut lantanida
(lanthanides) dan baris kedua (90 sampai 103) disebut aktinida
(actinides). Sering juga disebut, lantanida sebagai unsur yang jarang
dijumpai di bumf (rare earth element), karena sangat sedikit ditemukan
dalam kerak bumf.
Sebagian unsur
mempunyai nama yang khusus, demikian juga jum lah kelompoknya. sebagai contoh,
unsur Golongan I A (diluar hidrogen) dikenal dengan nama logam alkali
dan unsur Golongan II A logam alkali tanah. Unsur golongan VIIA adalah halogen,
nama ini diambil dari bahasa Yunani, yang berarti "pembuat
garam-salt-former". Akhirnya unsur Golongan 0 (angka nol) disebut gas
mulia (juga kadang-kadang disebut gas invert) karena elemen ini
sangat sukar bereaksi.
Makalah Kimia
Dasar "Susunan Berkala dan Beberapa Sifat Unsur""
1.
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Sejarah
perkembangan Sistem Periodik Unsur dan penyusunan Sistem Periodik Unsur telah
mengalami banyak penyempurnaan mulai dari Antoine Lavosier, Dalton, John Jacob
Berzelius, J . Newslands, Mendeleev , hingga Henry Moseley .
1.1
Lavoiser
Pada 1789,
Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur tersebut
berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok.
Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum
karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang
memiliki sifat berbeda.
Unsur gas yang
di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote (nitrogen),
dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong non logam adalah sulfur, fosfor,
karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak.
Unsur-unsur
logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi,
mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng.
Yang tergolong
unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida,
dan silikon oksida.
Kelemahan dari
teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
Kelebihan dari
teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarkan sifat kimia sehingga bisa di jadikan
referensi
bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
1.2
Dalton
Dalton
mengemukakan bahwa unsur dari atom yang berbeda mempunyai sifat dan massa yang
berbeda. Massa atom diperoleh dari perbandingan massa atom unsur terhadap massa
atom unsur hidrogen. Berangkat dari teorinya itu Dalton mengelompokkan zat-zat
yang berupa unsur-unsur (sebanyak 36 unsur) berdasarkan kenaikan massa atomnya.
1.3
John Jacobs Berzellius (1828)
Dalam daftar
massa unsur yang dibuat oleh Dalton terdapat kesalahan dalam penentuan massa
atom unsur. Pada tahun 1828 Barzellius berhasil membuat dan mempublikasikan
daftar massa atom unsur-unsur yang lebih akurat. Lambang unsur ditemukan oleh
John Jacob Berzelius. Aturan yang digunakan yaitu, simbol kimia yang digunakan
adalah singkatan dari nama latin karena waktu itu bahasa latin merupakan bahasa
sains, misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Hg adalah simbol
untuk hydrargyrum (raksa), dll. Secara internasional, huruf pertama simbol
kimia ditulis dalam huruf capital, sedangkan huruf selanjutnya jika ada ditulis
dalam huruf kecil. Sistem periodik unsur dapat membantu mempelajari jumlah
unsur yang semakin banyak dan membuatnya lebih praktis.
1.4
Johan W. Dobereiner (1817)
Pada tahun 1829,
J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Ia mengemukakan
bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa rata-rata dari dua
unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsium dan barium dan juga
mengemukakan beberapa kelompok unsur lain. Dobereiner meyimpulkan bahwa
unsur-unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di
sebut triade.
·
Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini
kurang efisien dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam
kelompok triade padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triade
tersebut.
·
Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap
unsur yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan
massa atom rata-rata di massa atom unsur pertama dan ketiga.
1.5
J. A. K. Newland (1863-1865)
J. Newlands
merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang disebut hukum oktaf.
Ia menyatakan
bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan
unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Daftar unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf. Disebut Hukum
Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap
unsur ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyerupai oktaf musik.
Hukum oktaf
newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan,
teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang
cukup berbeda dengan Al maupun B.
Kelemahan dari
teori ini adalah dalam kenyataanya masih diketemukan beberapa oktaf yang isinya
lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang
massa atomnya sangat besar.
1.6
Lothar Meyer
Pada tahun 1969,
Lothar Meyer mengamati hubungan antara kenaikan massa atom dengan sifat unsur.
Hal ini dilakukan antara lain dengan membuat Kurva volume atom versus fungsi
massa atom.
Dari kurva, ia
mengamati adanya keteraturan dari unsur-unsur dengan sifat yang mirip, dan
pengulangan sifat unsur tidak selalu setelah 8 unsur, seperti dinyatakan dalam
hukum oktaf.
Unsur-unsur
disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal. Pengulangan sifat
unsur membentuk kolom. Sedangkan unsur-unsur dengan sifat yang mirip terletak
pada baris yang sama.
1.7
Dimitri Mendeleev
Pada tahun 1869
seorang sarjana asal rusia bernama Dimitri Ivanovich Mendeleev, berdasarkan
pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa
sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Tabel
Sistem Periodik Mendeleev yang telah disempurnakan (1871) terdiri atas golongan
(lajur tegak) dan periode (deret mendatar).
Keuntungan Tabel
Periodik Mendeleev dalam memahami sifat unsur ialah:
·
Sifat kimia dan sifat fisika unsur dalam satu golongan berubah secara
teratur.
·
Dapat meramal sifat unsur yang belum diketemukan, yang akan mengisi
tempat kosong dalam daftar.
·
Tabel ini tidak mengalami perubahan setelah penemuan unsur-unsur gas
mulia.
Kelemahan Tabel
Periodik Mendeleyev:
·
Panjang periode tidak sama.
·
Triade besi (Fe, Co, dan Ni), triade platina ringan (Ru, Rh, dan Pd),
dan triade platina (Os, Ir, dan Pt) dimasukkan ke dalam golongan VIII.
·
Selisih massa atom relatifnya antara dua unsur yang berurutan tidak
teratur (antara –1 dan +4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur yang belum
ditemukan.
Sebagaimana
dapat dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal
itu dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh,
Mendelev menempatkan Ti (Ar = 48) pada golongan IV dan membiarkan golongan III
kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al.
Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan
tersebut didasarkan pada sifat unsur lain yang sudah dikenal, yang letaknya
berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang
diramalkan itu ditemukan, ternyata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan
mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium (Ge) yang ditemukan pada tahun
1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.
1.8
Henry G. Moseley
Pada awal abad
20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar.
Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi
melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang disebut partikel dasar
atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar
yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari
unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari
unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913,
seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran
panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Berdasarkan
hasil eksperimenya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan
didasari oleh massa atom relatif, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton.
Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda,
tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah
proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan
unsur-unsur sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik
Mendeleev, yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Konfigurasi
elektron 20 unsur pertama dalam Sistem Periodik
B.
Periode dan Golongan
1. Periode
Periode
ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode suatu
unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar)
berdasarkan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran
elektron dalam kulit-kulit atomnya.
Dalam sistem
periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
a.
periode 1 (periode sangat pendek) berisi 2 unsur, yaitu H dan He.
b.
periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur yaitu, Li, Be, B, C, N,
O, F, Ne.
c.
periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur, yaitu Na, Mg, Al, Si,
P, S, Cl, Ar.
d.
periode 4 (periode panjang) berisi 18 unsur, yaitu K, Ca, Sc, Ti,
V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Ga, Ge, As, Se, Br, Kr.
e.
periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur, yaitu Rb, Sr, Y, Zr,
Nb, Mo, Tc, Ru, Rh, Pd, Ag, Cd, In, Sn, Sb, Te, I, Xe.
f.
periode 6 (periode sangat panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18
unsur seperti pada periode 4 atau ke-5, yaitu Cs, Ba, La, Hf, Ta, W, Re, Os,
Ir, Pt, Au, Hg, Tl, Pb, Bi, Po, At, Rn, dan 14 unsur lagi merupakan deret
lantanida, yaitu Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu;
g.
periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur, yaitu Fr, Ra,
Ac, Rf, Db, Sg, Bh, Hs,Mt, Uun, Uuu, Uub, Uut, Uuq, Uup, Uuh, Uus Uuobelum
lengkap karena maksimum 32 unsur. Pada periode ini terdapat deret aktinida
yaitu Th, Pa, U, Np, Pu, Am, Cm, Bk, Cf, Es, Fm, Md, No, Lr.
2.
Golongan
Golongan adalah
lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam satu lajur
tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama dan
delapan golongan transisi.
2.1
Golongan utama
Golongan utama
tersebut adalah :
a.
Golongan I A disebut golongan alkali (kecuali H) terdiri dari
unsur-unsur :
H, Li, Na, K,
Rb, Cs, Fr .
b.
Golongan II A disebut golongan alkali tanah yang terdiri dari
unsur-unsur :
Be, Mg, Ca, Sr,
Ba, Ra.
c.
Golongan III A disebut golongan baron aluminium yang terdiri dari
unsur-unsur:
B, Al, Ga, In,
Ti, Uut.
d.
Golongan IV A disebut golongan karbon-silicon yang terdiri dari
unsur-unsur :
C, Si, Ge, Sn,
Pb, Uuq.
e.
Golongan V A disebut golongan nitrogen-fosforus yang terdiri dari
unsur-unsur:
N, P, As, Sb,
Bi, Uup.
f.
Golongan VI A disebut golongan oksigen-belerang yang terdiri dari
unsur-unsur:
O, S, Se, Te,
Po, Uuh.
g.
Golongan VII A disebut golongan halogen yang terdiri dari
unsur-unsur :
F, Cl, Br, I,
At.
h.
Golongan VIII A disebut golongan gas mulia yang terdiri dari
unsur-unsur :
He, Ne, Ar, Kr,
Xe, Rn.
2.2
Golongan transisi
Golongan
transisi tersebut adalah :
a.
Golongan I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg.
b.
Golongan II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub.
c.
Golongan III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac.
d.
Golongan IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf.
e.
Golongan V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db.
f.
Golongan VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg.
g.
Golongan VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh.
h.
Golongan VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh,
Ir, Mt, Ni, Pd, Pt, Ds.
Pada periode 6
dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam,
yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua
termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan
unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur
tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga
daftr tidak terlalu panjang.
C.
Sifat-sifat Unsur
1.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom
adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya jari-jari atom
dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.
Dalam suatu
golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu
periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga
tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2.
Jari-jari Ion
Ion mempunyai
jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan
jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari
yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari
yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
3.
Energi Ionisasi
Energi ionisasi
adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom/ion untuk melepaskan
sebuah elektron yang terikat paling lemah (elektron teluar).
Energi ionisasi
merupakan energi yang digunakan untuk melawan gaya tarik inti terhadap elektron
terluarnya, jadi semakin jauh dari inti maka semakin kecil energi ionisasinya
dan semakin mudah elektron itu dilepaskan.
Dalam suatu
periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar
dengan inti semakin besar (jari-jari kecil). Akibatnya, elektron sukar lepas
sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi
ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron
dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk
melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
·
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah
makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti
makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
·
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke
kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
Unsur-unsur
golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III
A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
4.
Afinitas Elektron
Afinitas
Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk menerina
sebuah elektron.
Jadi, besaran
afinitas elektron merupakan besaran yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya
atom untuk menarik elektron. Semakin besar afinitas elektron yang dimiliki atom
itu menunjukan bahwa atom itu mudah nenarik elektron dari luar dan membentuk ion
negatif(anion). Jika ion negatif yang terbentuk bersifat stabil, maka proses
penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda negatif. Akan tetapi jika ion negatif yang terbentuk
tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih
besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda
positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar
kecenderungan menyerap elektron.
Dalam satu
periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu
golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik
inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron
dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron bertambah.
Dalam satu
golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang.
5.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan
adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang
mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa
perbandingan suatu atom yag lain).
·
Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah
makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian
bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
·
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin ke kanan
makin besar. Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga keelektronegatifan terbesar
terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium
(Fr) yakni 0,7.
Harga
keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur
dalam sutu senyawa. Jika harga keelektronegatifan besar, berarti unsur yang
bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi
negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan
elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.
6.
Sifat Logam dan Non Logam
Sifat-sifat
unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan
listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan
menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan
dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin
kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan
bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Contoh :
1.
Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan
logam. Hal ini disebut unsur-unsur amfoter.
2.
Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat
logam. Hal
ini disebut
unsur-unsur metalloid.
7.
Kereaktifan
Reaktif artinya
mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar
menangkap elektron.
Kereaktifan
suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri
ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah
hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak reaktif.
Konfigurasi
Elektron
Konfigurasi
elektron yang awalnya dikenal dgn konsep kulit atom. Konfigurasi elektron yang
akan dibahas tidak begitu jauh dari yang telah dikenal, hanya saja dalam
konfigurasi elektron kali ini diterapkan pada mekanika gelombang. Pada
mekanika gelombang atau mekanika kuantum, elektron-elektron dalam suatu
atom akan tersebar ke dalam orbital-orbital (s, p, d, f, dan
seterusnya). Bagaimana pengisian elektron ke dalam orbital? Pengisian
orbital oleh electron mengikuti aturan dengan memperhatikan tiga hal,
yaitu asas AufBau, asas larangan Pauli, dan asas Hund.
a. Asas AufBau
Menurut asas
AufBau, pada kondisi normal atau pada tingkat dasar, elektron akan menempati
orbital yang memiliki energy terendah terlebih dahulu dan diteruskan ke orbital
yang memiliki energi lebih tinggi. Untuk memudahkan dalam pengisian electron
diberikan tahap-tahap pengisian elektron dengan menggunakan jembatan ingatan
sebagai berikut;
Arah anak panah
menyatakan urutan pengisian orbital. Dengan demikian urutan pengisian elektron
berdasarkan gambar tersebut berurut-urut 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s,
4d, 5p, dan seterusnya. Pengisian elektron harus satu persatu dan setiap
orbital hanya boleh diisi oleh maksimal 2 elektron.
b. Asas
larangan Pauli
Pauli
mengemukakan hipotesisnya yang menyatakan bahwa dalam satu atom tidak mungkin
dua elektron mempunyai keempat bilangan kuantum sama. Misal, 2 elektron akan
menempati subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum pertama akan mempunyai nilai yang
sama (n = 1, l = 0, m = 0). Untuk itu bilangan kuantum yang terakhir, yaitu
bilangan kuantum spin(s) harus mempunyai nilai berbeda +1/2 dan -1/2.
Dengan kata
lain, setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2 elektron dengan arah spin
berlawanan. Sebagai contoh, pengisian elektron pada orbital 1s digambarkan
sebagai berikut:
Mengapa pada
satu orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron? Karena jika ada
elektron ketiga, maka electron tersebut pasti akan mempunyai spin yang sama
dengan salah satu elektron yang terdahulu dan itu akan melanggar asas larangan
Pauli dengan demikian tidak dibenarkan. Jumlah elektron maksimal untuk tiap
subkulit sama dengan dua kali dari jumlah orbitalnya.
1. orbital s maksimal 2 elektron,
2. orbital p maksimal 6 elektron,
3. orbital d maksimal 10 elektron, dan
4. orbital f maksimal 14 elektron,
c. Asas Hund
Frederick Hund,
1927 (dikenal Hund) mengatakan bahwa pengisian elektron pada orbital yang
setingkat (energinya sama) dalam satu orbital adalah satu per satu dengan arah
spin yang sama sebelum berpasangan. Asas ini dikemukakan berdasarkan penalaran
bahwa energi tolak-menolak antara dua elektron akan minimum jika jarak antara
elektron berjauhan. Untuk lebih memahaminya, perhatikan gambaran pengisian
elektron pada orbital p.
Contoh pengisian
yang benar:
d.
Penyimpangan konfigurasi elektron
Berdasarkan eksperimen,
terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron.
Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada
orbital subkulit d dan f. Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan
orbital yang setengah penuh (d5) atau penuh (d10) bersifat lebih stabil
dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4) atau hampir penuh
(d8 atau d9). Dengan demikian, jika electron terluar berakhir pada d4, d8 atau
d9 tersebut, maka satu atau semua elektron pada orbital s (yang berada pada
tingkat energy yang lebih rendah dari d) pindah ke orbital subkulit d.
8.
Henry G. Moseley
Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan
yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel
yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang disebut
partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom
di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat
khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang
berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor
atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan
eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh
massa atom relatif, melainkan berdasarkan
kenaikan jumlah proton. Hal tersebut
diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi
memiliki jumlah proton sama atau
disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur
sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang
disebut juga sistem periodik bentuk
panjang.
Konfigurasi
elektron 20 unsur pertama dalam Sistem Periodik
B. Periode
dan Golongan
1. Periode
Periode
ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode suatu
unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar)
berdasarkan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah persebaran
elektron dalam kulit-kulit atomnya.
Dalam sistem
periodik modern terdapat 7 periode, yaitu :
a.
periode 1 (periode sangat pendek) berisi 2 unsur, yaitu H dan He.
b.
periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur yaitu, Li, Be, B, C, N, O, F, Ne.
c.
periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur, yaitu Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, Ar.
d.
periode 4 (periode panjang) berisi 18 unsur, yaitu K, Ca, Sc, Ti, V, Cr, Mn,
Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Ga, Ge, As, Se, Br, Kr.
e.
periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur, yaitu Rb, Sr, Y, Zr, Nb, Mo, Tc,
Ru, Rh, Pd, Ag, Cd, In, Sn, Sb, Te, I, Xe.
f.
periode 6 (periode sangat panjang)berisi 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada
periode 4 atau ke-5, yaitu Cs, Ba, La, Hf, Ta, W, Re, Os, Ir, Pt, Au, Hg, Tl,
Pb, Bi, Po, At, Rn, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida, yaitu Ce, Pr,
Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu;
g.
periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur, yaitu Fr, Ra, Ac, Rf, Db,
Sg, Bh, Hs,Mt, Uun, Uuu, Uub, Uut, Uuq, Uup, Uuh, Uus Uuobelum lengkap karena
maksimum 32 unsur. Pada periode ini terdapat deret aktinida yaitu Th, Pa, U,
Np, Pu, Am, Cm, Bk, Cf, Es, Fm, Md, No, Lr.
2. Golongan
Golongan adalah
lajur tegak pada tabel periodik unsur. Unsur-unsur yang ada dalam satu lajur
tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat delapan golongan utama dan
delapan golongan transisi.
2.1 Golongan
utama
Golongan utama
tersebut adalah :
a.
Golongan I A disebut golongan alkali (kecuali H) terdiri dari unsur-unsur :
H, Li, Na, K,
Rb, Cs, Fr .
b.
Golongan II A disebut golongan alkali tanah yang terdiri dari unsur-unsur :
Be, Mg, Ca, Sr,
Ba, Ra.
c.
Golongan III A disebut golongan baron aluminium yang terdiri dari unsur-unsur:
B, Al, Ga, In,
Ti, Uut.
d.
Golongan IV A disebut golongan karbon-silicon yang terdiri dari unsur-unsur :
C, Si, Ge, Sn,
Pb, Uuq.
e.
Golongan V A disebut golongan nitrogen-fosforus yang terdiri dari unsur-unsur:
N, P, As, Sb,
Bi, Uup.
f.
Golongan VI A disebut golongan oksigen-belerang yang terdiri dari unsur-unsur:
O, S, Se, Te, Po,
Uuh.
g.
Golongan VII A disebut golongan halogen yang terdiri dari unsur-unsur :
F, Cl, Br, I,
At.
h.
Golongan VIII A disebut golongan gas mulia yang terdiri dari unsur-unsur :
He, Ne, Ar, Kr,
Xe, Rn.
2.2 Golongan
transisi
Golongan transisi
tersebut adalah :
a.
Golongan I B terdiri dari unsur-unsur Cu, Ag, Au, Rg.
b.
Golongan II B terdiri dari unsur-unsur Zn, Cd, Hg, Uub.
c.
Golongan III B terdiri dari unsur-unsur Se,Y, La, Ac.
d.
Golongan IV B terdiri dari unsur-unsur Ti, Zr, Hf, Rf.
e.
Golongan V B terdiri dari unsur-unsur V, Nb, Ta, Db.
f.
Golongan VI B terdiri dari unsur-unsur Cr, Mo, W, Sg.
g.
Golongan VI B terdiri dari unsur-unsurMn, Te, Re,Bh.
h.
Golongan VIII B terdiri dari unsur-unsur Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt, Ni,
Pd, Pt, Ds.
Pada periode 6
dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam,
yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua
termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan
unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur
tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga
daftar tidak terlalu panjang.
Sifat-sifat Unsur
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit terluar. Besarnya
jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah kulit elektron dan muatan inti atom.
Dalam suatu
golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.
Dalam suatu
periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga
tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
2. Jari-jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion bermuatan positif (kation)
mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion)
mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom
netralnya
3. Energi
Ionisasi
Energi ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan oleh suatu atom/ion
untuk melepaskan sebuah elektron yang terikat paling lemah (elektron teluar).
Energi ionisasi merupakan energi yang digunakan
untuk melawan gaya tarik inti terhadap elektron terluarnya, jadi semakin jauh
dari inti maka semakin kecil energi ionisasinya dan semakin mudah elektron itu
dilepaskan.
Dalam suatu
periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar
dengan inti semakin besar (jari-jari kecil). Akibatnya, elektron sukar lepas
sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi
ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron
dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk
melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
·
Unsur-unsur yang segolongan : energi
ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari
inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di
lepaskan.
·
Unsur-unsur yan seperiode : energi
ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
perkecualian :
Unsur-unsur golongan II A memiliki energi
ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi
golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
4. Afinitas Elektron
Afinitas
Elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan oleh suatu atom untuk menerina
sebuah elektron.
Jadi, besaran
afinitas elektron merupakan besaran yang dapat digunakan untuk mudah tidaknya
atom untuk menarik elektron. Semakin besar afinitas elektron yang dimiliki atom
itu menunjukan bahwa atom itu mudah nenarik elektron dari luar dan membentuk
ion negatif(anion). Jika ion negatif yang terbentuk bersifat stabil, maka
proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif. Akan tetapi jika ion negatif yang
terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi
dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih
besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda
positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar
kecenderungan menyerap elektron.
Dalam satu
periode dari kiri ke kanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu
golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik
inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron
dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan afinitas elektron bertambah.
|
Dalam satu
golongan, dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang.
|
5. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan
adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang
mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa
perbandingan suatu atom yag lain).
·
Unsur-unsur yang segolongan :
keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti
makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron.
·
Unsur-unsur yang seperiode :
keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Keelektronegatifan terbesar pada
setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
keelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan
penting untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam sutu senyawa.
Jika harga keelektronegatifan besar, berarti unsur yang bersangkutan cenderung
menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga
keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk
bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron
valensinya.
6. Sifat Logam dan Non Logam
Sifat-sifat
unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta
dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang. Sifat-sifat logam
tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat
logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan
bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Contoh :
1.
Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki
beberapa sifat bukan logam. Hal
ini disebut unsur-unsur amfoter.
2.
Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang
memiliki beberapa sifat logam.
Hal
ini disebut unsur-unsur metalloid.
7. Kereaktifan
Reaktif artinya
mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar
menangkap elektron.
Kereaktifan
suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri
ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah
hingga golongan VIIA.
Tag :
pengetahuan alam
0 Komentar untuk "Teori Perkembangan Atom"